Jumat, 08 April 2011

DASAR-DASAR PENGETAHUAN

         DASAR-DASAR PENGETAHUAN
      [1]Pengetahuan (knowledge) pada mulanya berasal dari bahasa yunani yang bermula dari kata “episteme” dan “loges”, Episteme artinya pengetahuan, dan Loges artinya teori, sehingga epistemology bisa diartikan teori-teori pengetahuan ([2]). Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada didalam pikiran manusia, tanpa pikiran maka sebuah pengetahuan tidak akan eksis. Oleh karena itu keterkaitan antara pengetahuan dengan pikiran merupakan sesuatu yang kodrati.
Pengetahuan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan manusia untuk memperoleh kebenaran ([3]). Manusia melakukan sebuah penelitian dan mempelajari sesuatu kejadian untuk mendapatkan suatu kebenaran. menurut Bahm ada delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia sehingga menghasilkan suatu pengetahuan manusia yaitu:
1.      Mengamati (Observes)
Pikiran memiliki peran mengamati obyek-obyek dalam melaksanakan pengamatan terhadap obyek, pikiran haruslah mengandung kesadaran, pengamatan sering kali muncul dari rasa ketertarikan dalam obyek.
2.      Kegiatan Menyelidiki (Inqures)
Ketertarikan pada obyek membuat seseorang mau untuk mempelajari dan menyelidiki obyek tersebut. Bagaimana obyek tersebut ada dan berkembang, manfaat dan obyek tersebut minat seseorang terhadap obyek mendorong mereka mau terlibat untuk memahami dan menyelidiki obyek-obyek tersebut.
3.      Tahapan mempercayai obyek tersebut (Believes)
Setelah mereka mempelajari dan menyelidiki obyek yang muncul dalam kesadaran mereka, biasanya obyek tersebut diterima sebagai obyek yang tampak sikap percaya biasanya dilawankan dengan keraguan.
4.      Hasrat (Keinginan) dan Desires
Hasrat atau keinginan timbul dari adanya ketertarikan pada kesenangan, kehormatan, penghormatan, rasa aman dan lain-lain. Hasrat biasanya melibatkan beberapa perasaan puas dan frustasi dan berbagai respon terhadap perasaan tertentu.
5.      Maksud dan Tujuan (Intends)
Walaupun seseorang memiliki maksud ketika akan mengobservasi, menyelidiki, mempercayai dan berhasrat, namun perasaanya belum tentu mau menerima dengan segera, terkadang mereka enggan atau malas untuk melaksanakanya.
6.      Mengatur (Organizes)
Setiap pikiran adalah suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang, pikiran mengatur melalui keadaran yang sudah jadi, disamping itu pikiran mengatur melalui panggilan untuk memunculkan obyek serta melalui pengingatan dan mendukung penampilan obyek-obyek.
7.      Proses Penyesuaian (Adaptasi)
Menyesuaikan pikiran-pikiran yang ada sekaligus melakukan pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada pikiran melalui kondisi keberadaan yang tercakup dalam otak da tubuh. Fikiran itu berasal dari fisik, biologis, lingkungan dan  kultural.
8.      Proses Menikmati (Enjoys)
Pikiran-pikiran dapat mendatangkan keasyikan, seseorang yang asyik dalam menekuni suatu persoalan, maka ia akan menikmati itu dalam pikiranya [4].
Sedangkan menurut Jujun S. Suria Sumantri menyebutkan bahwa dasar-dasar pengetahuan yang dimiliki manusia itu meliputi:
a.       Penalaran
Manusia adalah saut-satunya makhluk yang mampu mengmbangkan pengetahuan karena memiliki kemampuan menalar. Dia mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang indah dan mana yang jelek melalui proses penalaran yang dilakukan.

b.      Logika (Menarik Suatu Kesimpulan)
Logika dapat didefinisikan sebagai suatu pengkajian untuk berpikir secara benar [5]. Untuk menarik suatu kesimpulan sebenarnya terdapat bermacam-macam cara, namun untuk membuat kesimpulan yang sesuai dengan tujuan studyyang memusatkan diri pada penalaran ilmiah yang seksama terdapat dua jenis penarikan kesimpulan yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif adalah cara berfikir dengan menarik suatu kesimpulan yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran ini sering kita dengar dengan istilah silogisme. Sebuah silogisme disusun dari dua buah pernyataan yang disebut premis dan sebuah kesimpulan. Premis dapat dibedakan menjadi premis mayor atau umum dan premis minor atau khusus. Kesimpulan yang ada merupakan sebuah pengetahuan yang didapat dari sebuah penalaran deduktif..
Disamping itu ada suatu artikel yang menuliskan bahwa dasar-dasar pengetahuan yang dimiliki manusia itu berasal dari sebuah pengaliman, ingatan manusia, kesaksian, minat dan rasa ingin tahu, pikiran dan penalaran serta logika.
Ø      Pengalaman
Hal yang pertama dan paling utama yang mendasar sebuah pengetahuan adalah pengalaman. Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa yang terjadi dan dialami manusia dalam berinteraksi dengan alam, lingkungan beserta isinya serta dengan Tuhan.
Ø      Ingatan
Ingatan merupakan kelanjutan dari pengalaman yang dialami manusia, manusia hanya dapat mengingat dari apa yang sebelumnya yang telah mereka alami, tanpa sebuah ingatan, pengalaman indrawi tidak akan tumbuh menjadi sebuah pengatahuan.
Ø      Kesaksian
Kesaksian ini dimaksudkan untuk suatu penegasan terhadap yang dianggap benar oleh seorang saksi kejadian atau peristiwa kesaksian ini diajukan seorang saksi kepada orang lain untuk diterima dan dipercaya, namun tidak semua kesaksian dapat diterima sebagai salah satu dasar pengatahuan oleh beberapa pakar filusuf karena kesaksian bisa keliru dan bisa bersifat menipu, beberapa pengatahuan kebenarannya didasarkan kepada kesaksian seperti sejarah, hokum dan agama.
Ø      Minat dan Rasa Ingin Tahu
Untuk dapat berkembang menjadi sebuah pengetahuan, subyek yang mengalami harus memiliki minat dan rasa ingin tahu, minat akan mengarahkan sebuah perhatian ke hal-hal yang dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan.
Ø      Pikiran dan Penalaran
Kegiatan utama sebuah pikiran dalam mencari sebuah kebenaran dalam pengetahuan adalah penalaran bagi seorang pendidik, menalar adalah latihan intelektual untuk meningkatkan akal budi peserta didik.
Ø      Logika
Dalam logika ada tiga rumus yang menjadi dasar-dasar pengetahuan yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotetis dan silogisme disjugtif atau silogisme yang sahih.
Ø      Kebutuhan Hidup
Dalam melaksanakan interaksi dengan dunia dan lingkungan manusia membutuhkan sesuatu pengetahuan, maka kebutuhan manusia dapat juga mendasari dan mendorong manusia untuk mengembangkan pengetahuannya ([6]).



[2] Mustansir, Rizal.2001.Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 16

[3] Ibid, hal 23
[4] Ibid, hal 18

[5] Jujun, S. Suriasumantri.2001.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta: Pustaka Sinar, hal 46
[6] http://darul ulum. Blokspot.com/2008/05/dasar-dasar pengetahuan, html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar