Selasa, 02 November 2010

Pengertian Kalam

\       Pengertian Kalam
Secara etimologis istilah “kalam” diambil dari lughat Arab, yaitu kalam (كلم) dengan arti dasar “kata-kata”. Dengan demikian ilmu kalam secara harfiah adalah ilmu tentang kata-kata.
Di dalam lapangan pemikiran Islam. Istilah kalam memiliki dua pengertian: pertama, firman Allah (the word of God), dan kedua, ilm al-Kalam (the science of kalam). Perkataan “kalam” sebenarnya merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi, khususnya bagi kaum muslimin.
Di dalam al-Qur’an istilah kalam ini dapat ditemukan dalam ayat yang berhubungan dengan salah satu sifat Allah, yakni lafadz “kalamullah”. Salah satu contoh ayatnya adalah:
1.      An-Nisa: 164
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Artinya: “Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.”
2.      Al-Baqarah: 75
أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya: “Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?”
Berdasarkan asal-usul dan pengertian imu kalam sebagaimana tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu ini dinamakan kalam karena hal berikut:
1.      Masalah perselisihan yang paling sering diperselisihkan di antara golngan-golongan Islam adalah masalah-masalah teologis, terutama menyangkut firman Tuhan atau akalm Illahi, baik dihubungkan dengan persoalan manusia seperti baik dan buruk, kebebasan berkehendak, mukmin dan kafir maupun dalam hubungannya dengan alam semesta, seperti apakah alam ini qadim atau hadits.
2.      Dasas ilmu kalam adalah dalil-dalil naqli sebagaimana yang tampak pada pembicaraaan muttaalummin, mereka jarang menggunakan dalil-dalil, kecuali dugunakan setelah menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu, kemudian menggunakan dasar-dasar dalil pikiran, yakni berupa argumen yang logis-rasional.
3.      Pembuktian tentang keyakinan-keyakinan agama menyerupai logika dalam filsafat. Oleh karena itu, penamaan imu kalam adalah untui membedakan dengan logika dalam filsafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar