Selasa, 31 Mei 2011

MANUSIA SEBAGAI OBYEK PENGAJARAN



REVISI MAKALAH

1.      Judul
Judul kurang sesuai dengan ayat yang disajikan, dimana judul pertama manyebutkan nikmat-nikmat Allah tetapi dalam ayat yang di bahas tidak menyebutkan nikmat-nikmat Allah tersebut. Maka dengan itu kami ubah dengan judul “MANUSIA SEBAGAI OBYEK PENGAJARAN”.
2.      Rumusan masalah
Rumusan masalah kurang tepat, maka kami ubah dengan :
a.       Bagaimana peran ilmu Allah terhadap pengetahuan manusia dimana manusia sebagai obyek pengajaran?
b.      Bagaimana pendapat para munfasir terhadap surat Ar-Rahman ayat 1-4?
c.       Bagaimana implikasi surat Ar-Rahman ayat 1-4 terhadap teori pendidikan?
3.    Tafsir Mufrodat
Tafsir mufrodat tidak ada footnote dan referensi kurang, maka kami beri footnote dan menambah referensi.
4.    Munasabah ayat
Munasabah ayat kurang benar karena cara penghubungannya dengan cara per-ayat. Maka kami ubah dengan menghubungkan semua ayat (surat Ar-Rahman ayat 1-4) dengan ayat lain yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 dan surat Al-Baqarah ayat 31.
5.    Grand teory
Karena rumusan masalah kami ubah, maka grand teory juga kami ubah. Berisi tentang jawaban dari rumusan masalah, dan di tambah dengan pengertian manusia dan pengajaran.
6.    Kesimpulan
Karena sudah ada pesan moral, maka kesimpulan tidak perlu di cantumkan. Sehingga kesimpulan kami hapus dan hanya menjelaskan pesan moral dalam bentuk butir-butir.




Manusia sebagai Obyek Pengajaran

ß`»oH÷q§9$# ÇÊÈ   zN¯=tæ tb#uäöà)ø9$# ÇËÈ   šYn=y{ z`»|¡SM}$# ÇÌÈ   çmyJ¯=tã tb$ut6ø9$# ÇÍÈ  
Artinya:  1. (Tuhan) yang Maha pemurah. 2. Yang telah mengajarkan Al Quran. 3. Dia menciptakan manusia. 4. Mengajarnya pandai berbicara.

A.    Latar Belakang
Ar-Rahman artinya Maha Pemurah, Pengasih, dan juga Tuhan Pemurah. Dengan membaca ayat ini pada permulaan, yaitu menyebut sifat Allah yang utama, yaitu Ar Rahman yang terbayang terlebih dahulu adalah betapa kasih Allah, sayang Allah dan betapa  pemurah Allah pada alam seluruhnya.[1]
Kasih utama kepada insan ialah karena insan itu tidak dibiarkan terlantar sia-sia, melainkan mereka dikeluarkan daripada gelap gulita kepada terang benderang, terutama sifat Ar-Rahman illahi itu ditampakkan dengan mengajarkan Al-Qur’an dan penciptaan manusia yang tidak akan disia-siakan dan tidak akan ditelantarkan. Dan manusia pun diajarkan bercakap, menerangkan isi hatinya sehingga dia dapat menerangkan apa yang terasa di hatinya kepada manusia yang lainnya. Begitu banyak makhluk Allah ta’ala dalam dunia ini, namun yang sanggup mengutarakan apa yang terasa di hatinya dengan lisannya hanyalah manusia. Makhluk Allah yang lain tidak ada yang mempunyai kesanggupan demikian.[2]
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar apabila dia dapat menjelaskan perubahan perilakunya, dimana dalam kaitannya dengan surah Ar-Rahman bahwasanya dengan nikmat diajarkannya Al-Qur’an manusia dapat memahami dan merespon hukum-hukum alam untuk meluruskan  perilakunya. Dengan diajarkannya berbicara timbul tenaga berfikir dan timbul tenaga dan keahlian menyatakan apa yang dapat dipikirkan itu dengan kata-kata, dengan lidah, adalah semua itu tidak lepas dari adanya peran Allah SWT terhadap pengetahuan manusia.
            Dari uraian diatas kita bisa mengambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana peran ilmu Allah SWT terhadap pengetahuan manusia, dimana manusia sebagai obyek pengajaran?
  2. Bagaimana pendapat para mufassir terhadap surat Ar-Rahman ayat 1-4?
  3. Bagaimanakah implikasi surah Ar-Rahman 1-4 terhadap teori pendidikan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar