Jakarta - Sebagai upaya menjaga lingkungan hidup, tidak ada salahnya memberikan ponsel bekas untuk didaur ulang. Kira-kira, apa yang terjadi selanjutnya setelah seseorang merelakan ponselnya didaur ulang?
Nokia adalah salah satu pihak yang menjalankan program daur ulang bertajuk Give & Grow. Selain meminimalisir limbah elektronik, program ini membudayakan penanaman pohon karena partisipan program menerima sebuah pohon, yang akan ditanam di daerah tertentu oleh Nokia bersama World Wildlife Fund (WWF).
"Perangkat ponsel buatan Nokia hampir 100% bisa didaur ulang. Sebagai upaya ramah lingkungan, kami juga memperkecil bungkus ponsel. Kami akan terus berupaya mengadakan program ramah lingkungan semacam ini," klaim Bob McDougall, Country Manager Nokia Indonesia di Jakarta, Rabu (15/6/2011).
Di Indonesia, proses daur ulang ponsel Nokia dilakukan bekerja sama dengan TES-AMM, sebuah penyedia jasa global yang memberi solusi bagi produsen elektronik dalam pengelolaan daur ulang. Ketimbang hanya menumpuk tak terpakai, ponsel pemberian konsumen akan didaur ulang oleh TES-AMM.
Awalnya, komponen ponsel akan dipisah-pisahkan. Dari baterai, papan sirkuit, papan ketik ataupun panel LCD masing-masing akan menghasilkan bahan tersendiri. Masing-masing bahan ini juga masih akan disaring.
Sebagai contoh, komponen plastik di casing ponsel dihancurkan dan dipadatkan. Kemudian akan dilelehkan dan dicetak menjadi barang-barang baru. Misalnya saja menjadi kursi.
"Hasil daur ulang ini kemudian kami pasarkan kembali," kata Chandra Paramita selaku Marketing Manager TES AMM.
Nokia adalah salah satu pihak yang menjalankan program daur ulang bertajuk Give & Grow. Selain meminimalisir limbah elektronik, program ini membudayakan penanaman pohon karena partisipan program menerima sebuah pohon, yang akan ditanam di daerah tertentu oleh Nokia bersama World Wildlife Fund (WWF).
"Perangkat ponsel buatan Nokia hampir 100% bisa didaur ulang. Sebagai upaya ramah lingkungan, kami juga memperkecil bungkus ponsel. Kami akan terus berupaya mengadakan program ramah lingkungan semacam ini," klaim Bob McDougall, Country Manager Nokia Indonesia di Jakarta, Rabu (15/6/2011).
Di Indonesia, proses daur ulang ponsel Nokia dilakukan bekerja sama dengan TES-AMM, sebuah penyedia jasa global yang memberi solusi bagi produsen elektronik dalam pengelolaan daur ulang. Ketimbang hanya menumpuk tak terpakai, ponsel pemberian konsumen akan didaur ulang oleh TES-AMM.
Awalnya, komponen ponsel akan dipisah-pisahkan. Dari baterai, papan sirkuit, papan ketik ataupun panel LCD masing-masing akan menghasilkan bahan tersendiri. Masing-masing bahan ini juga masih akan disaring.
Sebagai contoh, komponen plastik di casing ponsel dihancurkan dan dipadatkan. Kemudian akan dilelehkan dan dicetak menjadi barang-barang baru. Misalnya saja menjadi kursi.
"Hasil daur ulang ini kemudian kami pasarkan kembali," kata Chandra Paramita selaku Marketing Manager TES AMM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar