Putro Agus Harnowo - detikHealth
Jakarta, Semua psikopat mungkin tidak sama, tetapi memiliki pola bicara yang sama ketika menceritakan kejahatannya. Ketika menceritakan kejahatannya, psikopat tidak memiliki emosi dan membicarakan sebab-akibat.
Psikopat adalah orang yang mengalami gangguan kepribadian yang ditandai dengan tidak adanya prinsip moral, emosional dan ketidakmampuan untuk menampilkan perilaku normal.
Psikopat cenderung memfokuskan perhatiannya pada kebutuhan dasar seperti makanan, minuman dan uang daripada kebutuhan sosial seperti keluarga atau agama. Bahkan selama diwawancarai, kebanyakan psikopat menceritakan apa yang ia makan di hari ia melakukan kejahatan.
Peneliti di Cornell University menggunakan perangkat lunak untuk menganalisa pola bicara dari 52 orang yang dihukum karena pembunuhan. 14 orang di antaranya memenuhi syarat sebagai seorang psikopat karena mampu merinci kejahatannya. Hasilnya, ke-14 psikopat tersebut memiliki kualitas bicara yang sama.
Dibandingkan dengan 38 orang pembunuh lainnya yang dihukum dalam sampel penelitian, psikopat cenderung menggunakan kata-kata seperti 'karena' atau 'sehingga' untuk menyiratkan bahwa kejahatannya merupakan tujuan yang harus dicapai.
Psikopat juga lebih sering bergumam yang diindikasikan oleh peneliti sebagai upaya untuk menyiratkan kesulitan menceritakan kembali kejahatannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa psikopat beroperasi pada tingkat primitif namun rasional. Seorang peneliti ingat bagaimana psikopat membuat wawancara menjadi menarik karena kecerdikan dan sifat manipulatifnya yang alami.
"Sulit dipercaya. Anda bisa menghabiskan dua atau tiga jam dan merasa seperti terhipnotis," kata Michael Woodworth, penulis penelitian dan profesor psikologi yang mengkhususkan diri dalam psikopatologi seperti dilansir HuffingtonPost, Kamis (27/10/2011).
Psikopat sering dibingungkan dengan gangguan kepribadian lainnya. Scientific American menulis bagaimana menentukan seorang psikopat atau bukan dan karakteristik gangguannya:
Tes untuk menilai psikopat yang terbaik adalah Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R) yang dikembangkan oleh psikolog dari University of British Columbia, Robert D. Hare.
Prosedur ini memerlukan wawancara standar dengan subyek dan pemeriksaan catatannya, seperti catatn kriminal dan riwayat pendidikan. Analisis PCL-R mengungkapkan psikopat mimiliki setidaknya tiga ciri yang tumpang tindih tetapi terpisah, yaitu;
1. Kekurangan interpersonal (seperti kemegahan, kesombongan dan tipu daya)
2. Kekurangan afektif (kurangnya rasa bersalah dan empati, misalnya),
3. Dorongan dan perilaku kriminal (termasuk kejahatan seksual dan mencuri).
Baru-baru ini, sebuah penelitian kecil menunjukkan bahwa para bos empat kali lebih mungkin dikategorikan sebagai psikopat daripada populasi umum. Temuan itu dilaporkan dalam buku berjudul 'Snakes in Suits: When Psychopaths Go to Work'.
Namun jumlah bos psikopat ini masih rendah, yaitu 4 persen dari keseluruhan bos. Dalam kajian ini, sebanyak 1 persen dari populasi umum memiliki kecenderungan psikopat.
sumber: http://www.detikhealth.com/read/2011/10/27/180330/1754298/763/psikopat-bisa-dikenali-dari-cara-bicaranya
Psikopat adalah orang yang mengalami gangguan kepribadian yang ditandai dengan tidak adanya prinsip moral, emosional dan ketidakmampuan untuk menampilkan perilaku normal.
Psikopat cenderung memfokuskan perhatiannya pada kebutuhan dasar seperti makanan, minuman dan uang daripada kebutuhan sosial seperti keluarga atau agama. Bahkan selama diwawancarai, kebanyakan psikopat menceritakan apa yang ia makan di hari ia melakukan kejahatan.
Peneliti di Cornell University menggunakan perangkat lunak untuk menganalisa pola bicara dari 52 orang yang dihukum karena pembunuhan. 14 orang di antaranya memenuhi syarat sebagai seorang psikopat karena mampu merinci kejahatannya. Hasilnya, ke-14 psikopat tersebut memiliki kualitas bicara yang sama.
Dibandingkan dengan 38 orang pembunuh lainnya yang dihukum dalam sampel penelitian, psikopat cenderung menggunakan kata-kata seperti 'karena' atau 'sehingga' untuk menyiratkan bahwa kejahatannya merupakan tujuan yang harus dicapai.
Psikopat juga lebih sering bergumam yang diindikasikan oleh peneliti sebagai upaya untuk menyiratkan kesulitan menceritakan kembali kejahatannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa psikopat beroperasi pada tingkat primitif namun rasional. Seorang peneliti ingat bagaimana psikopat membuat wawancara menjadi menarik karena kecerdikan dan sifat manipulatifnya yang alami.
"Sulit dipercaya. Anda bisa menghabiskan dua atau tiga jam dan merasa seperti terhipnotis," kata Michael Woodworth, penulis penelitian dan profesor psikologi yang mengkhususkan diri dalam psikopatologi seperti dilansir HuffingtonPost, Kamis (27/10/2011).
Psikopat sering dibingungkan dengan gangguan kepribadian lainnya. Scientific American menulis bagaimana menentukan seorang psikopat atau bukan dan karakteristik gangguannya:
Tes untuk menilai psikopat yang terbaik adalah Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R) yang dikembangkan oleh psikolog dari University of British Columbia, Robert D. Hare.
Prosedur ini memerlukan wawancara standar dengan subyek dan pemeriksaan catatannya, seperti catatn kriminal dan riwayat pendidikan. Analisis PCL-R mengungkapkan psikopat mimiliki setidaknya tiga ciri yang tumpang tindih tetapi terpisah, yaitu;
1. Kekurangan interpersonal (seperti kemegahan, kesombongan dan tipu daya)
2. Kekurangan afektif (kurangnya rasa bersalah dan empati, misalnya),
3. Dorongan dan perilaku kriminal (termasuk kejahatan seksual dan mencuri).
Baru-baru ini, sebuah penelitian kecil menunjukkan bahwa para bos empat kali lebih mungkin dikategorikan sebagai psikopat daripada populasi umum. Temuan itu dilaporkan dalam buku berjudul 'Snakes in Suits: When Psychopaths Go to Work'.
Namun jumlah bos psikopat ini masih rendah, yaitu 4 persen dari keseluruhan bos. Dalam kajian ini, sebanyak 1 persen dari populasi umum memiliki kecenderungan psikopat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar