Hadist pada masa Nabi
Kalau kita membicarakan tentang hadist pada masa Rosulullah kita membicarakan hadist dalam masa kemunculan nya. Semua yang berupa perkataan, perbuatan dan ketentuan beliau dijadikan pedoman kedua bagi para sahabat.
Pada masa Nabi hadist bisa muncul atau terjadi dalam beberapa sesi atau bentuk diantaranya :
1. Suatu kejadian yang terjadi sendiri pada Nabi kemudian dijelaskan langsung pada sahabat beserta hukumnya.
2. Kejadian yang dialami sahabat, yang menglami masalah kemudian ditanyakan solisinya kepada Nabi.
3. Semua amal perbuatan dan tindakan Nabi yang disaksikan langsung oleh sahabat dan kemudian disampaikan kepada yang lain.
Hadist dimasa Nabi umumnya diingat dan dihafalkan oleh para sahabat dan secara resmi pula nabi melarang untuk menulis hadist, karena kekhawatiran Nabi akan tercampurnya antara hadist dan Al-qur’an. Kekhawatiran itu dikarenakan Al-qur’an dan hadist sama-sama berbahasa arab dan disampaikan melalui lisan Rosulullah sendiri.Banyak hadist yang melarang para sahabat untuk menulis hadist, diantaranya:
Artinya : Abu Sa’id al-khudri meriwayatkan bahwa Rosul Saw bersabda,”Janganlah engkau tulis dari padaKu, barang siapa menulis dari padaKu selain Al-qur’an maka hapuslah.Riwayatkanlahdari saya barng iapa yang sengaja berbohong atas nama saya maka tempatnya di neraka.”
Hadist diatas menjelaskan kalimat yang disampaikan oleh Nabi selain Al-qur’an dilarang untuk menulis.Diantara para sahabat banyak yang memper selisihkan hadist diatas karena bertentangan dengan hadist lain yaitu yang artinya : Lantulah kepadamu dengan tanganmu.
Solusi yang diambil sahabat tentang hadist diatas yaitu, hadist pertama muncul karena pada masa Nabi banyak sahabat yang belum lancar untuk menulis hadist yang nyatanya sahabat banyak yang menghafalkan dari pada menulis.
Sedangkan hadist kedua muncul karena ada salah satu dari sahabat yang hafalannya kurang kuat yaitu seorang laki-laki dari Yaman bernama Abu Syah. Maka dapat disimpulakan bahwa hadist padamasa Nabi ada kalanya yang ditulis dan ada yang dihafal saja. Hal ini menyangkut dari kemamapuan sahabat masing-masing.
bacaan terkait: Sejarah Hadist pada masa Tabi’in
bacaan terkait: Sejarah Hadist pada masa Tabi’in
Tidak ada komentar:
Posting Komentar