Konsep Pendidikan Islam
Menurut pandangan Islam pendidikan sebagai sebuah proses, berawal dari saat Alloh sebagai Rabb al-‘alamin menciptakan ala mini.Selanjutnya tugas-tugas kependidikan itu dilimpahkan kepada para nabi dan rasul untuk mendidik manusia di muka bumi.[1]Sehubungan dengan hal itu, maka para ahli didik muslim berusaha menemukan kembali pedoman tersebut dengan menyusun konsep pendidikan Islam.
1. Konsep Tarbiyah
Penggunaan istilah tarbiyah berasal dari kata rabb,yang berarti tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.
Dalam penjelasan lain, kata al-tarbiyah berasal dari tiga kata yaitu:pertama,rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh, dan berkembang QS.Ar-Rum/30:39). Kedua, rabiya-yarbu berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, dan memelihara.
Kata rabb sebagaimana yang terdapat dalam QS.Al-fatihah/1:2,mempunyai kandungan makna yang berkonotasi dengan istilah tarbiyah.Sebab kata rabb(Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar kata yang sama.Berdasarkan hal ini,maka Allah adalah pendidik Yang maha Agung bagi seluruh alam semesta.[2]
Uraian di atas secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik”seluruh ciptaan-Nya termasuk manusia.Kemudian, pendidikan dalam konsep tarbiyah juga lebih menitikberatkan pada pelaksanaan nilai-nilai Ilahiyat (Ketuhanan) yang melambangkan Allah selaku Rabb al-‘alamin.[3]
Dalam konteks yang luas,pengertian pendidikan Islam yang dikandung dalam term at-tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu: memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa, mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaa,mengarah seluruh fitrah menuju kesempurnaan, dan melaksanakan pendidikan secara bertahap.[4]
2. Konsep at-Ta’lim
Menurut Rasyid Ridha,ta’lim berarti proses transmisi berbagi ilmu pengetahuan pada jiwa individu.argumnetasinya merujuk pada ayat:
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Pada ayat tersebut dipaparkan bahwa Rasulullah tidak hanya membuat umat islam bisa membaca,tapi juga membawa mereka pada pensucian diri sehingga memungkinkan untuk menerima hikmah dan segala yang bermanfaat untuk diketahui.Untuk itu,makna ta’lim tidak hanya sekedar pengetahuan teoretis tetapi juga membawa pada konsep perilaku (amal).[5]
Sebenarnya, konsep at-ta’lim tidak lepas dari nilai-nilai Ilahiyat Karena pada dasarnya setiap ilmu yang ada bersumber dari Alloh SWT.Dari sini,dapat disimpulkan bahwa konsep at-ta’lim mengandung tiga tujuan utama.[6] Pertama, membimbing dan mengembangkan potensi intelektual manusia hingga mampu menguasai ilmu pengatahuan dan teknologi, dengan melakukan kajian terhadap takdir dan sunnatullah.kedua,menebarkan produk iptek tersebut bagi kemaslahatan hidup manusia. Ketiga,bermohon kepada Tuhan kiranya hasil iptek yang dimanfaatkan itu diterima sebagai bagian dari pengabdian pada Tuha
3. Konsep at-Ta’dib
3. Konsep at-Ta’dib
Konsep at-ta’dib merujuk pada sabda Rasul:
ادبني ربي فاحسن تاْدبي
“Aku dididik oleh Tuhanku,maka ia memberiku sebaik-baiknya pendidikan”
Kata addaba dalam hadis diatas dimaknai al-Attas sebagai ”mendidik”.Selanjutnya ia mengemukakan bahwa hadis tersebut bisa dimaknai dengan “Tuhanku telah membuatku mengenali dan mengakui adab yang dilakukan berangsur-angsur ditanamkan-Nya kepada diriku,tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam penciptaan, sehingga hal itu membimbingku ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-Nya yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian,serta -sebagai akibatnya- Ia telah membuat pendidikanku yang paling baik”.[1]
Dalam konsep at-ta’dib ini ,Alloh SWT ditempatkan sebagai Pendidik Yang Maha agung yang kemudian mendidik rasul saw,dengan sistem pendidikan yang terbaik,hingga menempatkan Rasululloh sebagi tokoh pendidik utama sekaligus menganugerahkan sifat-sifat utama yaitu shiddiq,tabligh,amanah, dan fathonah. Semua itu menggambarkan kesempurnaan pribadi Rasulullah sebagi sosok panutan serta bagaiman kaum muslimin menyikapi diri dalam meneladani perilaku beliau.
Pernyataan-pernyataan di atas setidaknya menyiratkan makna bahwa muatan pendidikan dalam konsep ta’dib lebih di titik pada pembentukan nilai-nilai akhlak.Akhlak menyangkut hubungan antara makhluk hidup dengan Khaliq, dan hubungan antarsesama makhluk atas dasar ketentuan yang diridhai Khaliq.Dengan demikian seseorang yang dikategorikan sebagai pribadi yang berakhlak adalh mereka yang mampu memfungsikan dan memerankan diri dalam pergaulan dengan sesama makhluk dalam semua bidang kehidupan berdasarkan ketentuan hokum-hukum Allah selaku Khaliqnya.
Dalam konteks ini terlihat bahwa hubungan antara konsep at-tarbiyah, at-ta’lim,dan at-ta’dib. Ketiganya menggambarkan konsep pendidikan Islam secara hakiki.ketiga konsep ini menunjukkan hubungan teologis (nilai tauhid) dan teleologis(tujuan)dalam pendidikan Islam.Hubungan teologis ditampilkan pada keterikatan manusia sebagai objek dan subjek pendidikan kepada nilai-nilai Ilahiyat.adapun hubungan teleologis digambarkan oleh tujuan dari pendidikan islam ,yaitu membentuk akhlak, sosok insan kamil sebagai pengabdi Allah tanpa pamrih(istislam).Keduanya menyatu pada satu tujuan yang sama,yakni pengabdian pada Allah.
[1] Samsul Nizar.Filsafat Pendidikan Islam. Pendekatan…,30
[1] Jalaludin.Teologi Pendidikan (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2001), hal 114
[2] Samsul Nizar Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis,Teoretis,dan praktis (Jakarta;Ciputat Press,2002), hal 25-26
[3] Jalaludin.Teologi…,122
[4] Samsul Nizar.Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan…,26
[5] Ibid,28
[6] Jalaludin.Teologi…,138
Tidak ada komentar:
Posting Komentar