Kurikulum berasal dari bahasa latin “Curriculum”, semula berarti “a running course, specialy a chariot race course”dan terdapat pula dalam bahasa perancis “Courir” artinya “To run” artinya “berlari”. Istilah ini digunakanuntuk sejumlah “courses” atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mtncapai gelar atau ijazah. Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.[1]
Dalam kosakata Arab, Istilah kurikulum dikenal dengan kata “Manhaj” yang berarti “jalan yang terang”, yakni jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya apabila pengertian ini dikaitkan dengan pendidikan, maka manhaj/ kurikulum berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang di didik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum itu adalah merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental.[2]
6. Hakikat Metode Pendidikan Dalam Filsafat Pendidikan Islam
metode pendidikan Islam Ialah cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam agar materi pendidikan Islam tersebut dapat dengan mudahditerima dan dimiliki oleh anak didik. Dalam pendidikan Islam metode pendidikan ini disebut dengan istilah Thariqatut Tarbiyah atau Tariqatut Tahdzib.[3]
Pendidikan Islam dalam pelaksanaanya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya kea rah tujuan yang dicita-citakan. Bagaimana baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik.
Metode mempunyai kedudukan yamg sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang disusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.
Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat diproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar