Minggu, 19 Desember 2010

Saksi Dalam Jual Beli


    Saksi Dalam Jual Beli
Dalam setiap mu’amalah keberadaan saksi dihukumkan  sunnah oleh syariat. Peristiwa jual-beli di atas dipakai sebagai contoh: Setelah melakukan akad jual-beli dengan tempo pembayaran tiga hari, seorang pembeli dan penjual pun berpisah. Tiga hari kemudian, ketika pembeli melakukan pembayaran, terjadilah perselisihan soal harga barang. Seandainya saja ada saksi yang mengetahui akad jual-beli tadi, tentu hal ini tak perlu terjadi.        
Dalil Tentang Saksi Dalam Jual Beli         
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai  untuk  waktu  yang  ditentukan,  hendaklah  kamu  menuliskannya.  Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka  hendaklah  ia  menulis,  dan  hendaklah  orang  yang  berhutang  itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali  jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya.
Dan persaksikanlah apabila  kamu  berjual  beli;  dan  janganlah  penulis  dan  saksi  saling  sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah  suatu  kefasikan  pada  dirimu.  Dan  bertakwalah  kepada  Allah;  Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu [1]


[1] (QS Al Baqarah : 282)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar