Metode Dakwah
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Metode sangat penting peranannya dan pemilihan metode sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah.
Di dalam kitab al-Tis’ah, di antara metode yang diajarkan dan dicontohkan Nabi adalah sebagai berikut:
a. Memberi kabar yang menyenangkan mad’u (objek dakwah) dan tidak membuat mad’u frustasi.
b. Bertahap
c. Menggunakan sarana baru yang dianggap maslahat
d. Mengenai jiwa mad’u
e. Mengundang kaum kerabat sambil makan dan minum, berdakwah kepada keluarga, pidato terbuka dan hijrah.
Secara global, metode dakwah adalah sebagai berikut:
a. Hikmah adalah penyampaian ajaran Islam untuk menyampaikan orang keapda kebenaran dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketajaman rasional atau akal si penerima dakwah
b. Ceramah
c. Diskusi
d. Karya wisata ke tempat-tempat yang memiliki histories keislaman/lembaga-lembaga penyelenggara dakwah
e. Sosial pleasure (tekanan social) yakni dengan cara yang halus yang tidak terasa sampai cara dengan yang tegas yang bersifat intruktif.
f. Rekayasa social
g. Lisan-haal
h. Infiltrasi (sisipan).
4. Media dakwah adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u (obyek dakwah). Hamzah Ya’kub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yakni:
a. Lisan, dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya
b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi), spanduk, flash card, dan sebagainya.
c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya
d. Audio visual meliputi televise, film, slide, OHP, internet, dan sebagainya.
e. Akhlak yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.
5. Maddah (Materi dakwah) adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’I pada mad’u.
Ada beberapa materi dakwah yang disyari’atkan dalam al-Qur’an di antaranya:
a. Dakwah kepada syari’at Allah
b. Dakwah agar berinfaq fi sabilillah
c. Dakwah untuk berijtihad
d. Dakwah untuk masuk agama Islam
e. Dakwah untuk menerapkan hukum yang terdapat dalam al-Kitab
f. Dakwah untuk melaksanakan shalat
g. Dakwah untuk mengikuti ajaran para da’i
h. Dakwah untuk mengingatkan orang yang tidak respon kepada para da’I yang menyeru kepada agama Allah
Namun, secara global dapat dikatakan bahwa materi dakwah tersebut dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Masalah keimanan
b. Masalah syari’ah
c. Masalah mu’amalah
d. Masalah akhlak.
6. Efek dakwah adalah umpan balik dari proses dakwah. Berkenaan dengan hal tersebut, Jalaluddin Rahmad membagi efek dakwah menjadi tiga, yakni:
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.
Efek afektif terjadi bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang berhubungan dengan emosi, sikap serta nilai.
Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berprilaku.
Sedang dalam buku strategi komunikasi Anwar Arifin, menyatakan bahwa efek dakwah terdiri atas:
a. Proses mengerti (proses kognitif)
b. Proses menyetujui (proses objektif)
c. Proses pembuatan (proses sencemotorik).
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Metode sangat penting peranannya dan pemilihan metode sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah.
Di dalam kitab al-Tis’ah, di antara metode yang diajarkan dan dicontohkan Nabi adalah sebagai berikut:
a. Memberi kabar yang menyenangkan mad’u (objek dakwah) dan tidak membuat mad’u frustasi.
b. Bertahap
c. Menggunakan sarana baru yang dianggap maslahat
d. Mengenai jiwa mad’u
e. Mengundang kaum kerabat sambil makan dan minum, berdakwah kepada keluarga, pidato terbuka dan hijrah.
Secara global, metode dakwah adalah sebagai berikut:
a. Hikmah adalah penyampaian ajaran Islam untuk menyampaikan orang keapda kebenaran dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketajaman rasional atau akal si penerima dakwah
b. Ceramah
c. Diskusi
d. Karya wisata ke tempat-tempat yang memiliki histories keislaman/lembaga-lembaga penyelenggara dakwah
e. Sosial pleasure (tekanan social) yakni dengan cara yang halus yang tidak terasa sampai cara dengan yang tegas yang bersifat intruktif.
f. Rekayasa social
g. Lisan-haal
h. Infiltrasi (sisipan).
4. Media dakwah adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u (obyek dakwah). Hamzah Ya’kub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yakni:
a. Lisan, dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya
b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi), spanduk, flash card, dan sebagainya.
c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya
d. Audio visual meliputi televise, film, slide, OHP, internet, dan sebagainya.
e. Akhlak yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.
5. Maddah (Materi dakwah) adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’I pada mad’u.
Ada beberapa materi dakwah yang disyari’atkan dalam al-Qur’an di antaranya:
a. Dakwah kepada syari’at Allah
b. Dakwah agar berinfaq fi sabilillah
c. Dakwah untuk berijtihad
d. Dakwah untuk masuk agama Islam
e. Dakwah untuk menerapkan hukum yang terdapat dalam al-Kitab
f. Dakwah untuk melaksanakan shalat
g. Dakwah untuk mengikuti ajaran para da’i
h. Dakwah untuk mengingatkan orang yang tidak respon kepada para da’I yang menyeru kepada agama Allah
Namun, secara global dapat dikatakan bahwa materi dakwah tersebut dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Masalah keimanan
b. Masalah syari’ah
c. Masalah mu’amalah
d. Masalah akhlak.
6. Efek dakwah adalah umpan balik dari proses dakwah. Berkenaan dengan hal tersebut, Jalaluddin Rahmad membagi efek dakwah menjadi tiga, yakni:
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.
Efek afektif terjadi bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang berhubungan dengan emosi, sikap serta nilai.
Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berprilaku.
Sedang dalam buku strategi komunikasi Anwar Arifin, menyatakan bahwa efek dakwah terdiri atas:
a. Proses mengerti (proses kognitif)
b. Proses menyetujui (proses objektif)
c. Proses pembuatan (proses sencemotorik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar