Sumber-sumber Ilmu Kalam
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, berbahasa Arab, dinukilkan kepada kita dengan jalan mutawatir, diawali dengan surat al-Fatihah, diakhiri dengan surat an-Nas dan membacanya merupakan ibadah. Al-Qur’an menjelaskan rambu-rambu masalah aqidah secara rinci namun masalah ibadah dan hak-hak antar sesama dengan cara garus besar. Dalam syari’at Islam al-Qur’an adalah undang-undang dalam menetapkan hukum sosial. Ia sebagagi tuntunan bagi Nabi dan pengikutnya, karenanya ia sebagai sumber utama dan pertama.
Sebagai sumber ilmu kalam, al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, di antaranya adalah:
a. QS. Al-Ikhlas: 3-4
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak juga tidak diperanakan, serta tidak ada sesuatupun di dunia dini yang tampak sekutu dan sejajar dengan-Nya.
b. QS. Asy-Syura’: 7
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini, ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
c. QS. Al-Furqan: 59
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan yang Maha Penyayang bertahta di atas “Arsy”, Ia pencipta langit, bumi dansemua yang ada di antara keduanya.
d. QS. Al-Fath: 10
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “tangan” yang selalu berada di atas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan jalan Allah.
e. QS. Thaha: 39
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “mata” yang selalu digunakan untuk mengawasi seluruh gerak, termasuk gerakan hati makhluk-Nya.
f. QS. Ar-Rahman: 27
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “wajah” yang tidak akan rusak selama-lamanya.
g. QS. An-Nsa: 125
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama, seseorang akan dikatakan telah melaksanakan anturan agama apabila melaksankannya dengan ikhlas karena Allah.
h. QS. Ali Imran: 22
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah disebut sebagai orang muhsin
i. QS. Ali Imran: 83
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah tempat kembali segala sesuatu, baik secara terpaksa maupun secara sadar.
j. QS. Ali Imran: 84-85
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang menurunkan petunjuk jalan kepada Nabi
k. QS. Al-Anbiya’: 92
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai suku, ras atau etinis dan agama apapun adalah umat Tuhan yang satu. Oleh sebab itu, semua umat dalam kondisi dan situasi apapun, harus mengabdikan hanya kepada-Nya.
Ayat-ayat di atas berkaitan dengan dzat, sifat, asma, perbuatan, tuntunan dan hal-hal lain berkaitan dengan eksistensi Tuhan. Hanya saja, penjelasan rinciannya tidak ditemukan. Oleh sebab itu, para ahli berbeda pendapat dalam menginterpretasikan rinciannya.
2. Hadits
Hadits adalah apa-apa yang datang dari Nabi berupa perkataan, perbautan, persetujuan, sifat-sifat beliau baik sifat jasmani ataupun sifat-sifat akhlak. Hadits atau sunnah merupakan sumber syari’at Islam setelah al-Qur’an. Hadits juga merupakan sumber hukum independent (mustaqil) yang tidak ada hukumnya dalam al-Qur’an, contoh hadits yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam kalam.
Contoh hadits yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemucnulan berbagai golongan dalam ilmu kalam.
“Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: “raong-orang YAhudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umat ku akan terpecah menjadi tujuh puluh golongan”.
“Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar: ia mengatakan bahwa Rasulullah besabda: “akan menimpa umatku apa yang pernah menimpa Abni Israil telah terpecah belah menjadi 7 golongan dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan saja, siapa mereka itu wahai Rasulullah? Tanya para sahabat, Rasulullah menjawab “mereka adalah yang mengikuti jejakku dan sahabat-sahabatku”.
Syekh Abdul Qadir mengomentari bahwa hadits yang berkaitan dengan masalah faksi umat ini, yang merupakan salah satu kajian ilmu kalam mempunyai sanad yang banyak.
Keberadaan hadits yang berkaitan dengan perpecahan umat seperti tersebut di atas, pada dasarnya merupakan prediksi Nabi dengan melihat yang tersimpan dalam hati para sahabatnya. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa hadits-hadits seperti itu lebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan umat aNabi tentang bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan.
3. Pemikiran Manusia
Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an terutama yang belum jelas maksdunya (al-mutasyabihat) keharusan untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat al-Qur’an di antaranya: QS. Muhammad ayat 24.
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci?”
Adapun sumber ilmu kalam berupa pemikiran yang berasal dari luar Islam dapat diklasifikasikan dalam dua kategori:
a. Pemikiran non-muslim yang telah menjadi peradaban lalu ditransfer dan diasimilasikan dengan pemikiran Islam
b. Berupa pemikiran-pemikiran non-muslim yang bersifat akademis, seperti filsafat (terutama dari Yunani) sejarah dan sains.
4. Insting
Kepercayaan adanya Tuhan secara instingtif telah berkembang sejak keberadaan manusia pertama. Oleh karena itu sangat wajar kalau William L. Resee mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan yang dikenal dengan istilah theologia, telah berkembang sejak lama, ia bahkan mengatakan bahwa teologi muncul dari sebuah mitos (theologia was origining viewed as concerned with myth). Selanjutnya, teologi itu berkembang menjadi (theologi natural/teologi alam) dan reeled the theology (teologi wahyu).
sumber: Rosihan Anwar, Ilmu Kalam (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 21-26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar